Tidak sedikit orang bahkan dari kalangan akademisi yang menganggap bahwa “menulis” itu sulit. Selain itu, tidak sedikit pula orang yang merasa tidak berbakat “menulis”. Akibatnya, mereka selalu berusaha untuk menghindari kegiatan “menulis”.
Dalam berbagai kesempatan, orang-orang mengungkapkan kesulitan untuk “menulis” disebabkan oleh sedikitnya 3 hal, yaitu 1) mereka tidak tahu harus mulai dari mana, 2) bagaimana menemukan pokok pikiran yang akan dituliskan, 3) bagaimana memilih kata-kata yang tepat dan merangkainya untuk mengungkapkan ide.
“Menulis” dapat dimulai dengan mengikuti rumus SPOK (Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan), misalnya: 1) Susi Susanti meraih medali emas di cabang Bulutangkis Olimpiade Barcelona 2) Susi Susanti mengalahkan Bang Soo-Hyun dari Korea Selatan 3) Keberhasilan Susi itu diikuti Alan Budikusuma di nomor tunggal putera. Jika seorang rajin berlatih “menulis” dengan mengikuti rumus SPOK itu, maka ia akan mampu menyusun kalimat-kalimat untuk mengungkapkan pokok pikiran yang akan dituliskan.
Pokok pikiran dapat ditemukan dari peristiwa-peristiwa yang dialami atau dilihat, ide-ide yang timbul dalam pikiran, maupun temuan-temuan yang diperoleh. Pokok-pokok pikiran itu dapat disusun menjadi sebuah sistematika atau urut-urutan tulisan. Satu paragraf menggambarkan satu pokok pikiran. Beberapa contoh pokok pikiran: 1) Suasana tim dan penonton Indonesia menyambut kemenangan Susi Susanti, 2) Mengungkap lawan Susi Susanti di Final Olimpiade Barcelona, 3) Kemenangan di nomor tunggal putera Bulutangkis Olimpiade Barcelona.
Selanjutnya, penulis dapat merangkai kalimat-kalimat untuk mengungkapkan pokok-pokok pikiran itu menjadi paragraf yang tersusun dari minimal 3 kalimat. Misalnya, untuk pokok pikiran pertama dapat dituangkan menjadi: “Susi Susanti meraih medali emas di cabang Bulutangkis Olimpiade Barcelona. Bendera Merah Putih berkibar di arena pertandingan. Para pemain dan tim menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lantang. Penonton menyambut Susi Susanti dengan sorak sorai.” Untuk pokok pikiran kedua dapat dituangkan menjadi: “Susi Susanti mengalahkan Bang Soo-Hyun dari Korea Selatan. Soo Hyun adalah lawan yang tangguh. Susi berhadapan dengan Soo Hyun dalam beberapa final pertandingan bulutangkis dunia.” Untuk pokok pikiran ketiga dapat dituangkan menjadi : “Keberhasilan Susi itu diikuti Alan Budikusuma di nomor tunggal putera. Alan mengalahkan Ardi B Wiranata dalam pertandingan All Indonesia Final. Alan Budikusuma memboyong medali emas tunggal putera cabang Bulutangkis Olimpiade Barcelona.”
Lakukanlah langkah-langkah tersebut berulang-ulang untuk melatih dan membiasakan diri “menulis”. Jika langkah-langkah tersebut sering diterapkan, maka dalam waktu singkat, seseorang akan terbiasa “menulis”. Selain terbiasa dalam “menulis”, ia akan memiliki kepekaan untuk menemukan pokok pikiran dan pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkannya.
Penulis: Budi Sutedjo Dharma Oetomo