Sudah menjadi fenomena sehari-hari, bahwa lalu lintas di kota Yogyakarta makin hari makin padat. Kemacetan pun terjadi di sejumlah ruas jalan. Pengguna jalan dan kendaraan meningkat dengan pesat, sedangkan ruas jalan tidak bertambah jumlahnya dan lebarnya.

Pemerintah kota bekerja sama dengan kepolisian telah berusaha mengatasi kepadatan itu dengan melakukan rekayasa arus lalu lintas. Sejumlah jalan telah diubah menjadi satu arah demi terciptanya kelancaran arus lalu lintas.

Namun, kondisi itu tentu saja tidak akan berlangsung lama, bila jumlah pengguna jalan dan kendaraan yang melintas tidak dikurangi. Persoalannya terletak pada cara untuk mengurangi jumlah pengguna jalan dan kendaraannya. Apalagi, mobilitas masyarakat semakin bertambah, seiring dengan meningkatnya aktivitas mereka untuk bekerja, berbisnis, belajar di sekolah atau lembaga kursus (les), berbelanja dan keperluan lainnya.

 

Daya guna TI

Pelbagai solusi melalui studi transportasi dan angkutan telah diupayakan pemerintah, bersama perguruan tinggi, kepolisian dan sejumlah pihak terkait. Namun, belum membuahkan hasil yang signifikan untuk mengatasi kepadatan lalu lintas tersebut. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan jumlah pengguna jalan dan kendaraan terjadi sangat cepat.

Salah satu kemungkinan solusi yang masih dapat digagas adalah mendayagunakan teknologi informasi (TI). Di mana, sejumlah inovasi yang diupayakan para ahli, seperti TI perbankan dan TI bisnis dinilai telah mampu mengurangi mobilitas masyarakat di jalan.

Inovasi TI perbankan telah mengurangi mobilitas masyarakat untuk datang ke kantor bank hanya untuk melihat saldo, penyesuaian buku, transfer dana dan pembayaran sejumlah tagihan. Para nasabah dapat melakukan kegiatan-kegiatan itu melalui aplikasi internet banking yang dapat diakses dengan smartphone atau laptop mereka. Mereka tidak perlu memacu kendaraan menuju kantor bank, karena semua kegiatan itu dapat diakses dari perangkat yang ada dalam genggamannya.

Sejumlah inovasi dalam bidang bisnis pun telah berhasil dikembangkan para ahli. Di mana, sejumlah kalangan tidak asing lagi dengan aplikasi e-Business atau e-Commerce yang memungkinkan masyarakat berbelanja secara online. Mereka tidak perlu lagi menuju ke toko swalayan, supermarket atau mall untuk berbelanja pakaian, sepatu, dompet, dan barang-barang lainnya. Mereka dapat berbelanja melalui internet yang diakses dari rumah.

Kini, pilihan untuk berbelanja online semakin banyak dan bervariasi. Apalagi, saat ini telah muncul gerakan untuk membangun situs bisnis online bagi pemula yang disebut dengan istilah startup. Beragam aplikasi belanja telah bermunculan untuk menawarkan berbagai kemudahan untuk berbelanja secara online.

 

Bekerja & belajar online

Meski beberapa aplikasi TI telah dapat mengurangi potensi kepadatan lalulintas, tetapi mobilitas orang bekerja dan para pelajar masih membutuhkan perhatian. Di mana, pada hari-hari kerja, banyak orang bergerak menuju kota Yogyakarta untuk bekerja, pergi ke sekolah atau lembaga kursus. Ada pula, mereka yang berasal dari kabupaten yang satu melintasi kota menuju tempat kerja, sekolah atau lembaga kursus di kabupaten lainnya. Mobilitas para pekerja dan pelajar itu akan membuat padat lalu lintas pada pagi hari saat mereka berangkat, siang saat mereka pulang sekolah dan pergi ke lembaga kursus, serta sore saat pulang bekerja, sekolah atau kursus.

Oleh karena itu, perlu mulai dipikirkan aplikasi bekerja dan belajar online. Di sejumlah perguruan tinggi, telah dirintis pembuatan aplikasi e-Class yang memungkinkan para mahasiswa untuk membaca pengumuman atau tugas, mengumpulkan tugas, serta konsultasi dengan dosen secara online. Tentu saja aplikasi itu akan ikut mengurangi mobilitas mahasiswa di jalan raya.

Berangkat dari keberhasilan aplikasi e-Class, maka perlu dirintis pula aplikasi kursus pelajaran secara online, sehingga mobilitas para pelajar di jalan raya sepulang sekolah dapat dikurangi. Merekapun dapat menghemat tenaga dan waktu untuk belajar, mengurangi risiko kecelakaan, serta menambah intensitas komunikasi bersama orang tua.

 

Peluang inovasi

Adanya kebutuhan akan aplikasi-aplikasi online yang dapat mengurangi mobilitas masyarakat di jalan raya itu membuka peluang inovasi. Perguruan tinggi pengembang program studi di bidang TI dapat mengarahkan risetnya untuk melahirkan aplikasi-aplikasi online tersebut.

Dosen dan mahasiswa dapat mengembangkan riset bersama perusahaan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi yang memungkinkan pekerjaan kantor dilakukan dari rumah. Aplikasi-aplikasi yang dibangun harus dapat memastikan kinerja staf tidak menurun dan target penyelesaian pekerjaan dapat tercapai.

 

Penutup

Saat ini, pemanfaatan TI jangan sekedar diarahkan untuk mengurangi penggunaan kertas (paperless) semata. Namun, pemanfaatan TI juga harus diarahkan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, sehingga warga kota pun merasakan kenyamanan dan risiko-risiko kecelakaan dapat dihindarkan.

 

Penulis:

Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., MM

(dimuat di Harian Bernas, Rabu, 26 April 2017)