Pengunaan teknologi informasi (TI) yang semakin luas dewasa ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru. Mereka dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Mereka sudah tidak bisa lagi mengajar hanya dengan mengandalkan sarana-sarana konvensional. Sudah saatnya, mereka memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang terkandung di dalam TI untuk menciptakan modul ajar yang berkesan kreatif dan modern.
Modul ajar merupakan salah satu sarana pokok untuk melangsungkan proses belajar mengajar di SMA. Di dalam modul itu terkandung kurikulum, pola dan materi pembelajaran yang akan diserap para siswa. Modul itu akan menjadi rujukan baik para guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh karenanya, modul ajar itu perlu ditata dan disajikan dengan rapi dan menarik perhatian, serta dilengkapi dengan rujukan-rujukan (baca: link di internet), agar para siswa menyukai modul itu.
Apalagi, ketika para guru ingin mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam setiap modul ajarnya. Oleh karenanya, mereka sangat memerlukan perangkat-perangkat TI untuk menyajikan materi, data dan informasi lainnya dalam bentuk teks, tabel, grafik, gambar dan audio visual yang menarik dan mudah dipahami.
Nilai-nilai kewirausahaan
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan bersama para guru SMA Sang Timur Yogyakarta beberapa waktu lalu telah digagas penyusunan modul ajar yang kreatif dan inovatif untuk setiap mata pelajaran. Di mana, dalam setiap modul ajar diintegrasikan nilai-nilai pokok kewirausahaan, yaitu kreativitas dan inovasi. Dengan demikian, upaya untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai kewirausahaan tidak hanya dibebankan pada mata pelajaran Prakarya semata.
Memang sudah seharusnya, nilai-nilai itu ditumbuh kembangkan seiring dengan proses belajar yang dialami para siswa di setiap mata pelajaran. Dengan demikian, para guru dapat memberi inspirasi bagi para siswa untuk menciptakan suatu produk yang memiliki nilai kreasi dan inovasi. Misalnya pembuatan sabun dalam mata pelajaran Kimia, pembuatan buku dalam mata pelajaran Bahasa, pembuatan sarana-sarana doa untuk mata pelajaran Agama dan pemanfaatan TI untuk pembuatan film tutorial senam untuk mata pelajaran Olah raga.
Selain itu, nilai-nilai kewirausahaan juga dapat diejawantahkan dengan memaksimalkan pemanfaatan fungsi desktop publishing untuk meningkatkan penyajian teks, tabel, grafik dan gambar. Semakin banyak fungsi desktop publishing yang digunakan, maka penyajian modul akan semakin menarik dan informatif.
Kontribusi aplikasi TI
Secara konvensional, materi ajar memang dapat disajikan dalam bentuk teks standar semata. Namun kini, fungsi desktop publishing yang disertakan di dalam sejumlah aplikasi komputer telah memungkinkan para guru untuk berkreasi dalam menyajikan informasi.
Fungsi desktop publishing telah memungkinkan para guru untuk memilih beragam jenis huruf dengan efek penebalan, miring, bergaris bawah, atau efek-efek lainnya. Selain itu, tabel-tabel dan grafik dapat disajikan dengan lebih variatif, sehingga penampilannya memikat pembaca.
Fungsi desktop itu juga memudahkan para guru untuk menambahkan gambar baik yang Black & White (B/W) atau Full Color (FC) di setiap halaman. Fungsi itu dapat memperbaiki kualitas penyajian dan memotong gambar, serta menyatukan penyajian teks dan gambar. Selain itu, aplikasi-aplikasi TI dapat memfasilitasi pembuatan modul ajar versi elektronik yang dapat diakses kapan saja dan dari mana saja melalui internet.
Penutup
Inovasi para produsen TI semakin cepat untuk menghasilkan aplikasi-aplikasi yang dilengkapi dengan fungsi-fungsi yang lebih memudahkan proses, termasuk di antaranya pembuatan modul ajar. Dengan demikian sudah saatnya, seorang guru menggunakan fungsi seperti desktop publishing untuk menciptakan bahan ajar yang secara visual lebih informatif dan menarik hati siswa untuk membacanya.
Penulis:
Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Singgih Santosa, Njoo Harianto Kristanto
(Dimuat di Harian Bernas 22 Nov 2017)