Beberapa hari lagi, tahun 2017 akan segera berakhir. Ada banyak kenangan, sekaligus capaian pada tahun ini, khususnya dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi (informasi) di segala bidang.
Di bidang politik, teknologi informasi (TI) telah menjadi sarana pendukung dalam proses pemilihan para kepala daerah. Khususnya TI telah berfungsi sebagai alat untuk kampanye dan membentuk opini pemilih. Di bidang ekonomi, TI telah dieksplorasi untuk meningkatkan layanan transaksi jual beli, perpajakan, perbankan dan pengembangan usaha rintisan (startup). Di bidang pendidikan, TI telah dimanfaatkan sebagai sarana untuk penyelenggaraan ujian negara berbasis komputer (UNBK) di tingkat sekolah dasar dan menengah. Di bidang kesehatan, TI telah digunakan untuk meningkatkan administrasi catatan medis (medical record) dan sarana pemeriksaan kesehatan pasien. Selain itu, masih banyak lagi pengembangan dan pemanfaatan TI dalam bidang lainnya.
Namun, di tengah capaian yang gemilang itu, ada sejumlah catatan khususnya tentang adanya penyalahgunaan TI. Di mana, dampak dari penyalahgunaan itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi bahkan menghancurkan peradaban bangsa dan negara. Seperti dalam pesta demokrasi, adanya penyalahgunaan TI sebagai sarana penyebaran berita bohong (hoax) dan cara bertutur yang berpotensi membenturkan para pengikut dari masing-masing calon kepala daerah. Bahkan, dampak berita bohong dan cara bertutur yang tidak menjunjung kesantunan itu juga berpeluang memecah belah bangsa. Sementara itu, foto, gambar, animasi atau film pornografi, pornoaksi dan kekerasan makin banyak ditemukan di lingkungan internet. Apalagi, pengunggahnya telah menggunakan segala cara, agar konten itu dapat terakses siapa saja, khususnya generasi muda.
Cermin peradaban
Jika menilik suatu semboyan, bahwa teknologi khususnya TI merupakan cermin peradaban dari suatu bangsa, maka adanya muatan negatif itu tentu sangat disesalkan. Apalagi TI memiliki daya sebar yang sangat cepat dan luas sampai ke luar negeri, sehingga unggahan-unggahan negatif itu justru dapat membentuk persepsi yang buruk terhadap bangsa Indonesia sendiri.
Seharusnya, masyarakat yang telah mampu menggunakan dan mengeksplorasi teknologi canggih memiliki tingkat peradaban yang tinggi berlandaskan nilai-nilai hidup yang luhur. Dalam hal ini, masyarakat mampu (minimal selalu berusaha) menunjukkan bahwa dirinya telah mewarisi sifat-sifat keilahian; mampu berpikir yang jernih, rasional dan logis; bertutur dan bertindak yang santun dan manusiawi; serta memiliki relasi sosial yang erat.
Dengan demikian, penggunaan dan eksplorasi TI justru dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan bersama. Bukan sebaliknya, teknologi itu justru digunakan untuk memporakporandakan sendi-sendi kehidupan yang telah dibangun sebelumnya.
Jembatan
Oleh karena itu, para pengguna dan pengeksplorasi teknologi hendaknya dapat memelihara nilai-nilai moral dan kohesi sosial yang telah dibentuk dalam kurun waktu yang sangat lama dan pengorbanan yang sangat besar. Bagaimanapun, teknologi hanyalah sarana untuk membangun kehidupan yang lebih baik, bukan sebaliknya untuk menghancurkannya.
Teknologi ditemukan dan digunakan untuk memudahkan setiap orang melangsungkan kehidupannya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila penemuan dan pengembangan TI diarahkan untuk memudahkan setiap individu dalam berkomunikasi, menjembatani perbedaan dan menjalin relasi sosial yang lebih erat lagi.
Setiap anggota masyarakat dapat saling mengingatkan dan belajar bersama, agar teknologi tidak disalahgunakan. Sebaliknya, justru teknologi dapat dimanfaatkan untuk menyamakan persepsi, agar tercipta dialog untuk membangun kehidupan bersama.
Penutup
Semua pengalaman dalam memanfaatkan dan mengeksplorasi TI di tahun ini dapat menjadi pelajaran bersama. Capaian positif hendaknya dapat dipertahankan. Sementara itu, catatan-catatan kritis dapat menjadi perhatian bersama.
Hendaknya tahun baru 2018 nanti dapat dijadikan momentum untuk memanfaatkan dan mengeksplorasi TI guna membangun peradaban hidup yang lebih baik dan luhur. Dengan demikian, generasi sekarang ini dapat memberikan warisan yang berharga bagi generasi penerus tentang cara memanfaatkan dan mengeksplorasi teknologi demi peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup bersama sebagai satu bangsa.
Penulis:
Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., MM
(Dimuat di Harian Bernas, 27 Desember 2017)