Hadirnya perangkat-perangkat teknologi informasi (TI) dan aplikasi-aplikasi e-book, seakan menjadi pertanda berakhirnya era buku kertas. Gaung slogan “paperless” seakan menjadi kenyataan dan orang-orang semakin mengandalkan smartphone sebagai media untuk membaca aneka informasi.

Banyak orang yang memahami bahwa di luar negeri, semua orang telah beralih ke media elektronik dan sudah tidak ada lagi buku kertas. Padahal kenyataannya, di luar negeri masih ada pameran buku cetak, seperti: New Delhi World Book Fair 5-13 Januari 2019, California International Book Fair 8-10 Februari 2019, Taipeh International Book Exhibition 12-17 Februari 2019, Holland Hall Book Fair 23 Februari 2019, New York Book Fair 7-10 Maret 2019, Melbourne Art Book Fair 15-17 Maret 2019, Paris Ass Book Fair 5-7 April 2019, Abu Dhabi International Book Fair 24-30 April 2019, Singapore Book Fair 31 Mei-9 Juni 2019, Hongkong Book Fair 17-23 Juli 2019, San Francisco Art Book Fair 19-21 Juli 2019, Beijing International Book Fair 21-25 Agustus 2019, Bangkok Art Book Fair 5-8 September 2019, Delhi Book Fair 11-15 September 2019, FrankFurt Book Fair (Jerman) 16-20 Oktober 2019, dan masih banyak lagi pameran-pameran buku yang digelar di berbagai negara. Sementara itu, di Indonesia sendiri akan digelar Big Bad Wolf Book Sale bazar buku terbesar di dunia 2-12 Agustus 2019 di Jogja Expo Center, Yogyakarta. Informasi pameran-pameran buku tersebut tentu menjadi bukti bahwa buku-buku kertas tetap eksis bahkan dapat bersinergi dengan e-book di era TI ini!

Selanjutnya, timbul pertanyaan menggelitik, apakah Anda ingin ambil bagian dalam penulisan buku untuk diterbitkan sebagai buku kertas maupun e-book? Sebuah sensasi tersendiri bila seseorang dapat menerbitkan buku entah dalam bentuk kertas maupun elektronik dan dibaca oleh ribuan bahkan jutaan orang. Para pembaca dapat belajar  tentang ketekuan, kesabaran, kesetiaan, dedikasi, komitmen, pengorbanan dan berbagai nilai hidup lainnya yang dihidupi oleh penulis.

Seorang penulis pemula dapat segera bergabung dan mempelajari cara dan teknik penulisan buku dalam diklat Indonesia Menulis. Aneka buku dapat digagas dan diwujudkan, mulai dari buku populer, otobiografi, hingga buku ajar dan referensi.

Anda adalah Harapan Indonesia untuk menyediakan aneka buku bacaan bagi masyarakat. Oleh karena itu, jangan biarkan waktu berlalu tanpa menulis buku.

 

Budi Sutedjo Dharma Oetomo

Pemrakarsa Diklat Indonesia Menulis